jump to navigation

Bengawan Solo, Riwayatmu Dulu?? July 18, 2010

Posted by ibnu dwi bandono in Geology Time.
trackback

Siapa yang tau lirik lagu di bawah ini??

I V
Bengawan Solo
IV I
Riwayatmu ini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani

Musim kemarau
Tak seb’rapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh

Ref:
I IV
Mata airmu dari Solo
V I
Terkurung Gunung Seribu
Air mengalir sampai jauh
IV V
Akhirnya ke laut

Itu perahu
Riwayatmu dulu
Kaum pedagang s’lalu
Naik itu perahu

Tentunya udh pada tau lagu ini (wong udh beken kok). Lagu ini diciptakan oleh Alm Gesang yang begitu terkesan dengan sungai bengawan solo. Bahkan beliau menciptakan lagu ini ketika beliau sedang berada di pinggir sungai ini.  Apa sih uniknya sungai ini??

Kita gk akan bahas tentang mitos – mitos mengenai sungai itu, namun akan lebih ke aspek geologinya..

Sungai ini bernama Bengawan Solo (Kok bisa bengawan solo sih? padahal kn udh gk lewat Solo). Sungai ini merupakan salah satu sungai yang unik di Pulau Jawa. Uniknya apa? uniknya adalah aliran sungai ini berbalik arah ke arah UTARA!!! Padahal seharusnya aliran sungai ini mengalir ke Selatan Jawa (Kok bisa?). Berikut penjelasan kenapa aliran Bengawan Solo berbalik arah versi Pa’ Dhe Rovicky

Pantai Selatan Jawa didongkrak!

QuantcastHaiyak … judulnya kok serem banget ya. Lah ya gimana lagi wong emang pantai selatan Jawa itu memang ada bagian-bagian yg terangkatnya kok. Dan buktinya juga ada, mekanismenya juga jelas.

Mungkin bukti yang mudah adalah gunung gamping itu. Gamping yang terususun oleh koral itu kan dahulunya laut, tetapi sekarang udah jadi gunung. Pastilah gunung itu terangkat namun tadinya berupa laut.  Jadi memang pantai selatan Jawa ini didongkel ke atas.

Kalau ada yg suka mengamat-amati dunia ini dengan google earth atau wikimapia tentunya sangat mudah menemukan gejala-gejala ini. Salahsatunya pembalikan aliran sungai Bengawan Solo.

Sungai Bengawan Solo Jadul Bermuara di Laut Selatan

bengawanpurba.jpg Sungai bengawan solo yg kita kenal saat ini bermuara di Gresik, seperti yang pernah dicritakan dulu disini sebelumnya bermuara diselat Madura tetapi kemudian dialirkan ke utara ke Laut Jawa. Perubahan pengaliran ini dilakukan dengan membuat sebuah saluran khusus sepanjang lebih dari 15 Kilometer.

Perubahan aliran sungai bengawan Solo ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya sungai Bengawan Solo ini mengalir ke selatan. Iya … mengalir ke selatan dan bermuara di Laut Selatan (Samodra Indonesia).

Jejak-jejak sungai ini masih bisa dilihat saat ini. beruntunglah kita sekarang ada Google Earth juga ada Wikimapia yang dapat diakses lewat web. Nah nanti ditengok sendiri di Google-earth atau wikimapia.
Gambar disebelah ini diambil dari wikimapia. Gambar ini memperlihatkan jejak-jejak aliran sungai Bengawan Solo jadul… waduuuh … sebenernya ngga boleh disebut Bengawan Solo ya, lah wong sungainya belum sempet lewat solo je . GImana kalau disebut Bengawan Wonogiri ? Lah iya kan sungainya dahulu berujung di Wonogiri. Saat ini masih dapat dilihat bahwa sungai ini

Bagaimana bisa berbalik arah aliran ini ?

terangkat1.jpg Sebelumnya arah aliran sungai Bengawan Wonogiri Solo ini mengalir ke arah selatan. Sungai ini bermuara di Samodra  Hindia Indonesia. Proses tentonik tentunya sejak dulu juga ada. Lempeng Ustrali di sebelah kanan (selatan) ini menabrak dan menghunjam ke bawah Pulau Jawa.

terangkat2.jpgKarena adanya kerak Ustrali menghunjam kebawah tentunya bagian pinggir (bag selatan) Pulau Jawa ini akan terangkat terus menerus kan ? Sehingga lama kelamaan aliran air permukaan yg melalui sungai akan terganggu.
terangkat3.jpg Sampai akhirnya ketika pengangkatannya sudah cukup tinggi, maka  airpun tidk dapat mengalir ke arah selatan, dan “berbalik” ke utara. Saat ini kita hanya dapat mengamati adanya endapan-endapan sungai Bengawan Wonogiri Solo purba.

Pengangkatan ini masih terus beralngsung hingga saat ini. Pengangkatan ini terjadi bersamaan pula dengan proses terjadinya gempa.

Karena proses pengangkatan ini perlahan, dan seperti kita tahu bahwa gelombang pantai selatan ini sangat besar maka dinding-dinding pantai selatan Jawa ini sangat curam. Hanya dibeberapa tempat saja yang menunjukkan topografi (kelerengan rupabumi) landai seperti di pantai selatan Jogja.   Ketika bagian selatan Pulau Jawa ini sedikit terangkat, tentusaja gelombang laut juga akan menghantamnya. Dan akhirnya bentuk pantai selatan ini berupa dinding yg curam.

Jadi proses tektoniklah yang berperan dalam proses perubahan arah aliran Sungai Bengawan Solo. Especially (Opo kui) proses pengangkatannya.

Pengangkatan lembah Giritontro akibat tumbukan lempeng Eurasia dan Indo-australia telah menghentikan aliran Bengawan Solo Purba hingga satu juta tahun lalu. Para peneliti memperkirakan kejadian ini terjadi sejak batu gamping formasi Wonosari terangkat atau muncul ke permukaan pada akhir zaman tersier dan aliran sungai ini memiliki sumber mata air di wilayah Kabupaten Wonogiri

Lembah itu sangat dalam dan panjang memotong Pegunungan Selatan. Lembah bekas alur sungai tersebut merupakan salah satu peninggalan Bengawan Solo Purba yang mengalir ke arah selatan ke Samudra Hindia.

Bengawan Solo Purba terbentuk pada saat batu gamping Formasi Wonosari-Punung terangkat sedikit di atas muka laut, yaitu pada akhir Pliosen (sekitar 2 juta tahun lalu). Seiring dengan pengangkatan yang terus berlangsung, Bengawan Solo mengikis dasar sungai hingga membentuk lembah yang sangat dalam seperti terlihat di tepi jalan Giribelah-Pacitan di Dusun Giribelah

Bengawan Solo Purba sudah tidak mengalir lagi dikarenakan sinkhole yang sudah mulai terbentuk. Aliran Bengawan Solo sudah tidak mampu lagi mengimbangi aliran yang masuk ke dalam sistem sungai bawah tanah. Di samping itu, hilangnya aliran permukaan juga disebabkan oleh pengangkatan yang berlangsung relatif cepat pada Pleistosen Akhir (sekitar 100.000 – 500.000 tahun yang lalu).

Aliran sungai Bengawan Solo kini sudah tidak ada airnya lagi, namun sekarang malah meninggalkan potensi, yaitu peninggalan fosil fosil pada jaman baheula yang sekarang banyak ditemukan. Salah satunya fosil yang ditemukan adalah fosil gajah purba (Stegodon trigonocephalus) yang diperkirakan berumur 700.000 tahun yang berupa gadingnya. Ini membuktikan bahwa hewan purba pernah berdomisili (?? kyk manusia aja, hehehee) di sepanjang pinggiran Sungai Bengawan Solo Purba ini.

Ternyata apabila kalian menemukan fosil di daerah ini, kalian bisa menjadi JUTAWAN..setiap penemuan 5 fosil akan diberi imbalan 8 – 9 juta oleh Balai Pelestari Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS). (Lumayan buat nambah – nambahin uang jajan, hehehe) Namun harga itu tidak mengikat bisa saja berkurang tergantung pada fosil yang ditemukan. Apabila fosil manusia maka akan semakin mahal harganya dibanding fosil hewan.

Allah telah memberikan jalannya untuk melakukan penelitian di Sungai Bengawan Solo purba, Ayo para Geologist, kita coba rekonstruksi kejadian geologi di daerah itu..

Sumber: Rovicky.wordpress.com

Comments»

No comments yet — be the first.

Leave a comment