jump to navigation

Batubara di daerah vulkanik, Mungkinkah?? September 6, 2010

Posted by ibnu dwi bandono in Geology Time.
trackback

Tau provinsi pada citra satelit diatas?? Ya itu adalah provinsi Banten. Apa yang special dari provinsi ini? Check this out gan..

Ide penulisan ini saya dapat setelah saya melihat salah satu acara tv. Acara tersebut mengambil tema batubara dengan judul “penambangan batubara di dekat ibukota Jakarta”. Setelah membaca judul tersebut, saya jadi penasaran dan ingin menontonnya (padahal bakal pergi bareng ortu, tp saya bela belain nonton karena penasaran, hehee).

Dan ternyata Eng..Ing..Eng..(biar agak megah dikit ah) ternyata penambangan batubara ini ada di provinsi Banten (kok dibilang deket sih? Pdahal kan jaraknya cukup jauh, ya udah lah gpp). Tepatnya di Daerah Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah ini berada di selatan pulau jawa yang merupakan kumpulan barisan gunungapi. Bahkan batubara ini terdapat juga didaerah lain di dekat Gunung  Sanggabuana. Sebelum menjelaskan tentang penambangan ini lebih lanjut, saya akan kenalkan anda ke teman saya.

Nama                    : Batubara

TTL                         : Kondisi geologi tertentu, Zaman Karbon (kira-kira 340 juta tahun yang lalu)

About me            : Saya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan

Mau lebih kenal dengan dia??

Ketik REG (spasi) Batubara kirim ke 9090..

(eehh, salah deng..emgnya iklan apa..haha)

Batubara dalam pembentukannya membutuhkan kondisi kondisi tertentu dan terbentuk pada zaman Karbon (340 juta tahun lalu) dan juga pada zaman Permian (270 juta tahun yang lalu). Proses pembentukan batubara ini dinamakan “Coalification”. Ada dua tahapan dalam Coalification, yaitu Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk (Lignit = batubara muda) dan Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit (bituminous = mengandung 68 – 86% unsur karbon dan antrasit = mengandung 86% – 98% unsur karbon).

Kembali ke Laptop..(ehh salah lagi, seharusnya kembali ke Bayah)..

Endapan batu bara di daerah Banten ditemukan pada formasi Bayah. Endapan batu bara di daerah Banten terbagi menjadi dua bagian yaitu batu bara yang berumur paleogen dan batu bara yang berumur neogen. Batubara yang bertempat tinggal di Bayah ini termasuk ke dalam batubara yang berumur paleogen. Endapan Paleogen adalah endapan yang terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen.

Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia. Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal.

Setiap batubara pasti memiliki kualitasnya sendiri sendiri meskipun mereka sama sama batubara (kalo ibarat orang sih ada yang ganteng, jelek, cantik, pintar, dll gtu deh). Nah untuk menentukan kualitas batubara dapat digunakan analisa petrografi (petrografi = mata kuliah melihat batuan pada mikroskop tertentu). Kualitas batu bara dipengaruhi oleh dua hal yaitu efek panas (intrusi) dan efek umur. Berikut gambar batubara di Bayah berdasarkan petrografi:

Hasil analisa petrografi pada batu bara

Pada batubara dikenal kata eksinit, vitrinit, dan inertinit. Eksinit terbentuk dari daun, kulit pohon, serbuk sari, biji, dan resin pada pohon dan Tingkat pantulannya sangat rendah (gelap kelabu). Vitrinit terbentuk dari jaringan kayu dan tingkat pantulannya rendah (agak kelabu). Dan inertinit terbentuk dari jaringan kayu yang mengalami oksidasi kuat sehingga tingkat pantulannya tinggi (putih terang). Ketika intrusi mengganggu batubara, maka eksinit “menyamar” menjadi vitrinit sehingga batubara terlihat memiliki kandungan vitrinit yang melimpah. Sedangkan apabila intrusi tidak mengganggu batubara, maka eksinit tidak “menyamar” dan dapat dibedakan dengan jelas dibanding vitrinit.

Intrusi ini justru juga dapat mempengaruhi status dari batubara yang diganggunya (kayak facebook aja pake status status segala, hehee). Peningkatan status batubara oleh intrusi dipengaruhi oleh suhu batuan intrusive tersebut. Suhu-lah yang mempengaruhi batubara tersebut. Peningkatan status batubara juga dipengaruhi oleh tingkat kedalaman batubara, suhu dan tekanan. Batubara tingkat rendah dapat terubah menjadi batubara tingkat tinggi.

Jadi sangat dimungkinkan ditemukannya batubara pada daerah vulkanik (khususnya daerah intrusi) dan salah satunya ditemukan di Bayah, Kab. Lebak, Banten. Penambangan di Bayah ini merupakan penambangan rakyat dengan metode under ground mining atau penambangan bawah tanah dengan peralatan sederhana

Penambangan di Bayah, Banten

Berhubung saya kuliah di semarang, satu pertanyaan melekat pada otak saya, Apakah mungkin ditemukan batubara disekitar Gunung Ungaran?? Hal itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Comments»

1. tiwie - September 6, 2010

wuahahahaha
keren nuu
copas dimana?
kita kan belum dapet matkul batu bara
*piss

ibnu dwi bandono - September 6, 2010

iya donk…
aku copas dr otakku ni wi..hahaaa
kn aku tnggl TA doank nih..hehee

2. phina - December 3, 2010

eksinit sama liptinit ga siy??kasih info dong dapat referensi dari mana??

3. Riki Gana - March 22, 2011

Asw..

waduh kalo ambil foto dan tulisan saya harap ditulis gan sumbernya,,, hehe…
punten nigh,,,


Leave a comment